Tour de Bali (last day)

11 Juli 2008

Esok paginya sekitar jam 8 pagi kami check out dari hotel. Sebelum meninggalkan Yogya, kami mampir ke jalan KS. Tubun untuk membeli oleh-oleh. Apalagi kalau bukan bakpia patuk. Ke arah menuju Wates, kami mampir ke warung soto Kadipiro untuk sarapan. Di tempat itu disajikan juga ayam goreng, perkedel kentang, tahu dan tempe bacem, serta berbagai jenis rempeyek dan krupuk. Sebelum benar-benar meninggalkan Yogya, kami masih sempat untuk membeli salak pondoh yang jongkonya banyak berbaris di pinggir-pinggir jalan 🙂

Karena hari itu hari Jumat, ketika sampai di Purworejo, sudah masuk waktu sholat Jumat. Akhirnya kami berhenti di masjid Agung Purworejo. Sementara papa, adik laki-lakiku serta sepupuku sholat Jumat, aku dan Wa Uci jajan bakso di warung bakso sebelah masjid. Untuk yang kesekian kalinya, aku merasa kurang sreg dengan rasa bakso yang disajikan. Baksonya terlalu lembek dan kuahnya terlalu bergajih. Setelah orang-orang selesai Jumatan, giliran kami yang sholat dhuhur.

Di daerah Wangon, kami makan siang di rumah makan Hafid. Rumah makan ini terletak di sebelah kiri jalan kalau dari arah Yogyakarta. Baru di rumah makan ini aku merasakan nikmatnya menyantap makanan. Mungkin karena rasanya yang cocok dengan lidahku kali ya 🙂 Rumah makan ini menyediakan ayam bakar, ayam goreng, tumis kangkung, sambal lalap, dll. Mirip dengan menu di rumah makan Sunda lah.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke arah Bandung. Ketika masuk Bandung, kami langsung masuk tol Padalarang dan dilanjutkan dengan tol Cipularang. Di pertengahan jalan, kami mampir di tempat peristirahatan. Aku sempat menyantap mie instan di dalam cup alias popmie 🙂 dan segelas teh manis.

Akhirnya sekitar jam 1 malam, sampai juga kami di rumah kerabat yang berada di Jakarta. Kenapa kami tidak langsung ke Cirebon? Karena hari Sabtunya kami sekeluarga akan menghadiri acara reuni eks-Sungai Gerong di hotel Kartika Chandra, Jakarta. Sekedar informasi, Sungai Gerong adalah suatu nama daerah tempat kami tinggal dulu sewaktu di Palembang.

Semoga aku masih diberi kesempatan untuk bisa jalan-jalan lagi. Karena ada beberapa tempat yang pengen banget aku jelajahi 🙂 antara lain Pulau Cubadak di Sumatera Barat, Pulau Moyo di Sumbawa dan tentunya Karimun Jawa. Aku sudah mengajak adik perempuanku untuk ke Karimun Jawa bulan Desember tahun ini. Mudah-mudahan aja jadi. Soalnya udah gatel nih pengen jalan-jalan lagi 🙂

Arrivederci………….

Tour de Bali (6th day)

10 Juli 2008

Sekitar jam 2 dinihari kapal penyeberangan merapat ke Pelabuhan Ketapang. Kami segera melanjutkan perjalanan. Rencana rute hari ini adalah Ketapang-Situbondo-Probolinggo-Pasuruan-Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun-Sragen-Solo-Klaten-Yogyakarta. Di Situbondo kami sempat numpang sholat subuh di mushola suatu restoran. Restoran tersebut berada di pinggir pantai, karena terdengar jelas banget debur ombaknya. Di tempat itu terdapat beberapa toko yang menjual cinderamata yang kebanyakan terbuat dari kerang. Sekitar jam 7an kami sampai di Pasuruan. Kami berhenti di pinggir jalan untuk sarapan, karena kami melihat ada pedagang yang menjual soto ayam dan nasi rawon. Selesai sarapan, kami pun melanjutkan perjalanan. Ketika di Jombang kami melewati masjid yang lumayan besar, kami pun berhenti untuk melakukan sholat dhuhur. Di Nganjuk kami sempat makan siang. Karena bosan makan nasi 🙂 kami mampir ke rumah makan yang di papan namanya tertulis menyediakan mie ayam, rujak cingur, dan gado-gado. Ketika mencoba, mie ayam dan gado-gadonya terasa aneh, mungkin karena lain daerah maka rasanya jadi lain juga.

Di Solo, kami sempat salah jalan. Karena jalan yang biasa dilalui banyak yang ditutup. Akhirnya kami sampai di Yogyakarta sekitar jam 8 malam. Sebelum ke hotel kami mampir ke Bakmi Kadin yang terletak di jalan Bintaran Kulon, untuk makan malam. Tapi lagi-lagi karena mungkin bakminya menggunakan telur bebek, jadi bagiku rasanya agak eneg. Padahal aku memesan bakmi goreng bukan bakmi rebus. Di Yogyakarta kami menginap di hotel Talenta 3. Hotel yang terletak di daerah Blimbingsari, dekat UGM. Hotel ini cukup nyaman. Karena modelnya yang seperti cottage dan dikelilingi pepohonan yang rimbun.

Visit Musi 2008-end

2 Juli 2008

Di hari terakhir kami di sini, kami menyempatkan pergi ke pasar Cinde. Pasar yang termasuk legendaris di Palembang. Lagi-lagi aku tergiur untuk membeli kerupuk dan kerupuk lagi 🙂 Setelah dari pasar Cinde, kami mampir ke toko pempek Akiong di Plaju, untuk mengambil pesanan pempek yang akan di bawa pulang. Setelah berkemas-kemas, jam setengan 4 sore, kami berangkat menuju bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, karena pesawat akan berangkat jam 5 sore. Sedih rasanya meninggalkan tempat kelahiranku ini. Pengennya sih sering-sering ke sini, tapi jauhnya itu loh 🙂

Ah, berakhir sudah liburanku kali ini. Ada satu tempat lagi yang pengen banget aku datengin. Karimun Jawa, yang kabarnya pantai di sana bagus banget.

GOODBYE PALEMBANG….

Visit Musi 2008 part 4

1 Agustus 2008

Hari ketiga ini adalah hari yang juga kutunggu-tunggu. Karena kami berencana untuk napak tilas ke rumah tempat dulu aku menghabiskan masa kecilku. Tapi sebelumnya kami akan mampir ke restoran Mie French. Dulu semasa aku SD, setiap habis gajian, orangtuaku selalu mengajak aku dan adik perempuanku ke toko buku Gramedia yang ada di jalan Kolonel Atmo, Palembang. Setelah itu kami diajak makan bakmi di restoran Mie French. Tak banyak perubahan dari restoran ini. Hanya ada penambahan plang nama saja.

Setelah dari Mie French kami melewati pertokoan Megahria. Dulu mamaku bekerja di sini sebagai beauty advisor produk Revlon dan Ultima. Nama tokonya Puncak. Tapi sekarang, toko ini sudah pindah dan berganti nama menjadi toko Target. Yang masih sama adalah pemiliknya. Dari jaman dulu mamahku kerja di situ sampai sekarang toko itu masih dipegang oleh seorang enci (aku lupa namanya). Hebatnya lagi, ketika kami datang ke tokonya, dia masih inget dengan mamaku, walaupun sekarang mamaku sudah memakai jilbab. Orangtuaku juga mencari soerang laki-laki bernama Panji. Dulu dia bekerja sebagai tukang koran. Ternyata dia masih ada dan hebatnya lagi masih mengenali orangtuaku. Sekarang dia punya counter hp. Tak jauh dari situ kami mendatangi sebuah toko untuk membeli oleh-oleh. Tak lupa aku juga membeli pempek panggang. Pempek panggang ini terbuat dari sagu dan daging ikan dibentuk bulatan ukuran sedang. Jika ingin disantap, pempek ini dibakar dulu, kemudian dibelah dua dan tengahnya diisi ebi, kecap serta sambal. Hmm…enak banget.

Dari sekitar Megahria, kami segera beranjak ke tempat tujuan utama kami hari itu. Kampung Bali, Sungai Gerong. Kami melewati komplek perumahan Pertamina Plaju. Masih tampak berdiri Gedung Ogan dan Rumah Sakit Pertamina Plaju. Ketika akan memasuki daerah Kampung Bali, hati berdetak kencang. Karena kabarnya komplek ini sudah tidak karuan lagi. Tanda-tanda tidak karuan itu sudah nampak saat kami melewati jalanannya. Rusak parah. Lubang dimana-mana. Padahal dulu nggak begini. Semakin mendekati perumahannya, aku kaget luar biasa. Sungguh di luar duguaanku. Kawasan ini parah banget, kayak habis dilanda perang. Dulu ini adalah komplek bagi karyawan Pertamina UP III. Tapi sekarang sudah ditinggalkan, bahkan aliran listrik dan air sudah diputus. Rumah rusak dimana-mana. Sapi-sapi berkeliaran. Yang lebih tragis, rumah kami dulu sudah tidak berbekas sama sekali. Yang tersisa hanya pohon jarak, pohon jambu air dan bunga-bunga kuning. Mau nangis rasanya melihat semua itu. Rumah dimana aku menghabiskan masa kecilku, rumah yang di halaman belakangnya ditanam ari-ariku, rumah yang penuh dengan kenangan, kini sudah tidak ada lagi.

Setelah itu, kami keliling kompleks. Ada bekas sekolah TK adikku. Aku dan adikku mampir ke SD tempat kami dulu pernah sekolah. Namanya SD Taman Siswa, terbagi menjadi Taman Muda 1 dan Taman Muda 2. Aku dan adikku dulu di Taman Muda 1 (TM 1). De javu banget ngeliat semua itu. Warna cat gedungnya masih sama seperti ketika aku dulu masih sekolah di sini. Kami bertemu dengan Kepala Sekolahnya sekarang yang bernama Pak Landung. Menurutnya banyak guru-guru yang sudah meninggal.

Kami juga melewati Masjid Jami’ Kampung Bali. Seingatku masjid ini dulu nampak besar dan megah. Sekarang nampak kecil dan tidak terawat. Dulu aku belajar ngaji di sini. Aku dan teman-teman memanggil guru ngajinya dengan sebutan Apak. Sekarang Apak sudah meninggal. Seragam ngaji kami dulu bawahan hijau, atasan putih. Untuk murid perempuan menggunakan kerudung hijau, sedangkan murid laki-laki menggunakan kopiah. Dulu juga aku sholat taraweh di masjid ini.

Kami juga mengunjungi bagian lain Sungai Gerong, yaitu Kampung Baru. Sebagian dari rumah-rumah di sini masih dihuni oleh karyawan Pertamina UP III, sisanya sudah dalam kondisi rusak. Aku melewati TK Taman Indria, tempat aku dulu sekolah TK. Aku juga berfoto di pinggir sunga Musi yang saat itu sedang surut. Selesai berkeliling kami ke rumah kerabat yang masih berada di kawasan itu. Di rumahnya kami disuguhi model dan es kacang merah buatan toko pempek Vico.Yummy…..

Malamnya kami sekeluarga mengunjungi kawasan di bawah Jembatan Ampera. Malam hari jembatan ini nampak cantik sekali. Kami berada persis di depan Benteng Kuto Besak. Aku juga janjian dengan teman-teman SDku untuk bertemu di sini. Ada satu lagi kejutan ketika aku bertemu mereka. Ternyata temen SDku yang bernama Firmansyah ikut datang. Aku hampir tidak mengenalinya. Akhirnya kami berfoto-foto di sana.

Visit Musi 2008 part 3

31 Juli 2008

Hari kedua berada di Palembang. Rencana utama hari ini adalah mengunjungi rumah temanku,Dini yang rumahnya dulu persis sebelahan dengan rumahku. Rumahnya sekarang berada di daerah Jakabaring. Kami berangkat sekitar jam 1an. Pertemuan kami dengan keluarga temanku itu sangat mengharukan, rasanya aku ingin meneteskan air mata. Sudah lama banget kami nggak ketemu. Yang paling aku inget adalah Yu Urip. Dulu waktu aku kecil, kalau mamaku bekerja, aku diasuh oleh Yu Urip itu. Di rumah mereka, lagi-lagi kami makan pempek. Setelah kemarin kami makan pempek juga di rumah Yai. Kami juga sempat foto-foto dengan keluarga mereka.

Pulang dari rumah Dini, kami mampir ke rumah makan Mahkota Indah yang terletak di Jl Letkol Iskandar. Rumah makan ini menyediakan masakan khas Palembang. Ada hal yang fantastis ketika setelah selesai makan, aku melihat struk pembayarannya. Tadi adik perempuanku mengambil ikan belida yang digoreng. Di struk harganya 35 ribu perpotong. Hah? Gila, aku baru tau ada harga ikan goreng ukuran kecil harganya sebegitu mahal. Kata papaku karena ikan ini sudah langka, makanya harganya mahal.

Dari rumah makan Mahkota Indah kami kembali ke hotel. Aku mengirim pesan pendek ke teman2 SDku yang masih tinggal di Palembang. Aku mengajak mereka untuk ketemuan. Aku kangen sekali sama mereka. Aku tidak pernah bertemu mereka lagi sejak kepindahanku 15 tahun lalu. Aku penasaran seperti apa mereka sekarang. Akhirnya sore ini ada 1 temanku yang bisa datang Palembang Square (PS), mall dekat hotel Aston. Namanya Mawardi. Sekarang dia sudah jadi polisi. Kami janjian untuk bertemu di pintu masuk PS. Ketika aku sedang berjalan ke arah mall, dari jarak sekitar 3 meter ada laki-laki tersenyum-senyum padaku. Ketika jarak semakin dekat, dia menyebut namaku. Mawardi? Ya ampun koq laen banget sih. Dulu nggak begini. Iya lah, dulu kan masih SD, sekarang dah gede. Iya juga sih. 15 tahun waktu yang cukup lama untuk merubah segala hal. Termasuk temanku ini. Akhirnya kami ngobrol2 di sebuah cafe di dalam mall. Kami bercerita mengenang masa lalu. Kemudian dia menelepon teman SDku yang lain. Namanya Insan, memintanya agar datang ke PS. Karena Insan lama tak muncul, aku memutuskan kembali ke hotel, karena mamaku sudah menelpon. Ketika sudah di luar mall, baru aku bertemu dengan temanku yang bernama Insan. Kami ngobrol hanya sebentar, karena malamnya aku dan keluargaku berencana mengunjungi teman orangtuaku yang tinggal di daerah Poligon. Akhirnya aku dan teman-temanku sepakat untuk bertemu esok harinya lagi.

Ada 1 lagi sahabatku sejak SD. Namanya Mulki. Kebetulan rumahnya juga berada di daerah Poligon. Sementara orangtuaku berada di rumah temannya, aku berkunjungke rumah Mulki. Saat ini bekerja sebagai guru dan sedang hamil 5 bulan. Aku hampir menangis saat bertemu dengannya. Dulu waktu SD, bersama temanku yang saat ini sudah berdomisili di Yogya, bernama Menik, kami embentuk trio, bernama trio MCM singkatan dari Menik-Cita-Mulki 🙂 Sampai saat ini kami masih tetap berkomunikasi walaupun kami bertiga dipisahkan oleh jarak. Kami juga sempat menelepon Ari dan Reni, teman SD kami juga. Lagi-lagi mamaku menelepon agar aku segera kembali ke rumah temannya itu karena kami akan segera kembali ke hotel. Ah, perpisahan selama 15 tahun hanya terbayar dengan pertemuan yang tak lebih dari 2 jam. Malam itu sangat berarti bagiku karena akhirnya aku bisa bertemu dengan teman-teman lamaku. Mudah-mudahan suatu hari nanti aku bisa bertemu lagi dengan mereka.

Visit Musi 2008 part 2

30 Juli 2008

Sekitar jam 1 malem aku dijemput keluargaku yang datang dari Cirebon. Setengah mengantuk aku langsung masuk mobil travel yang akan membawa kami ke Bandara Soekarno-Hatta. Kami sampe di bandara sekitar jam 3 dinihari. Padahal pesawatnya baru akan berangkat jam 7 pagi 😛 Alamak…. masih harus menunggu sekitar 4 jam lagi sebelum terbang ke Palembang. Aku pun duduk2 di kursi sambil terkantuk-kantuk. Mama dan adik perempuanku tidur-tidur di kursi persis TKW, hehehe… Akhirnya jam 7 terbang juga kami ke Palembang. Oya, kami menggunakan penerbangan Linus Airways yang hanya ada 2 kali penerbangan dari dan ke Palembang, yaitu jam 7 pagi dan jam 5 sore. Sekitar jam 8an kami mendarat di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Rasanya seperti mimpi bisa kembali ke sini. Karena begitu banyak kenangan yang membekas selama aku tinggal di sini. Kami dijemput sopir yang bernama Robert. Sopir ini karyawan dari ayah angkat papaku yang mempunyai usaha jual-beli mobil di Palembang. Dari bandara kami menuju rumah makan padang Pagi Sore yang menurut orangtuaku sudah ada sejak tahun 70an. Menuku pagi itu adalah rendangnya yang kering dan berwarna kecoklatan. Hmmm…yummy banget. Dari rumah makan tersebut kami menuju rumah Yai, panggilanku untuk ayah angkat papaku. Rumahnya terletak di daerah Yaktapena II. Di dalam mobil aku bertaruh dengan adik perempuanku, mengenai kursi tamu di rumah Yai yang diatasnya ada ukiran burung garuda yang sudah ada sejak kami kecil. Ternyata kursi tersebut masih ada!! Hanya warnanya saja yang sudah agak memudar. Dari rumah Yai kami ke hotel untuk check in. Selama di Palembang kami nginep di Hotel Aston. Hotel ini berdekatan dengan Palembang Square Mall.

Visit Musi 2008 part 1

Sudah lama banget aku pengen pulang kampung ke tanah kelahiranku di Palembang. Tapi belum ada waktu yang pas. Sebenarnya aku bukan orang Palembang asli. Secara garis keturunan papaku orang Jawa tapi dia dari lahir sampe besar di Bandung sedangkan mamaku orang Sunda campur Jawa juga. Tapi aku dan adik perempuanku lahir di Palembang. Sekitar 12 tahun aku tinggal di sana. Jadi bisa dibilang aku mempunyai semacam ikatan batin dengan kota itu, hehehe…..Menjelang hari keberangkatan rasanya gimana gitu…Secara udah hampir 15 tahun sejak pindah belum pernah ke Palembang lagi.

Tour de Bali (5th day)

9 Juli 2008

Hari ini sebenarnya gak ada tujuan yang jelas mau kemana. Akhirnya kami memutuskan untuk ke Pantai Kuta. Secara jarak pantai ini dekat dari hotel, tapi kami malah belum sempat datang ke sini 🙂 Pagi ini Kuta sudah ramai. Kami mencari tukang jualan sarapan. Akhirnya kami menemukan semacam warung yang rame banget. Ternyata di warung itu menjual nasi rames yang sudah dibungkusi. Ada beberapa pilihan menu, ada yang berisi ayam, daging sapi, dan ati ampela yang ditambah dengan gudeg dan sambal. Lumayanlah untuk ukuran sarapan. Karena orangtuaku ada perlu ke bank, mereka pergi bersama adik laki-lakiku dan sepupuku. Jadi tinggal aku, adik perempuanku dan Wa Uci yang masih berada di Kuta. Wa Uci harus membeli oleh-oleh kaos Hard Rock yang asli untukmu. Karena tokonya persis berada di depan Pantai Kuta, maka kami ke sana. Ternyata pada hari itu di Bali lagi ada pilkada. Jadinya Hard Rock baru buka sekitar jam 1an.

Sambil menunggu Hard Rock buka, kami duduk di pinggir pantai sambil minum-mnum. Di kejauhan nampak sedang ada syuting. Kata-orang-orang sih syuting sitkom suami-suami takut istri. Tepat di depan kami duduk, ada sepasang ABG bule yang sedang bermesraan yang lama-lama semakin heboh adegannya 🙂 Tau-tau adik perempuanku mengambil gambar mereka sebanyak 3 kali dengan kamera yang sedang dia pegang. Ketika gambar tersebut ditunjukkan kepada keluargaku, mereka tertawa ngakak 😀 Karena orangtuaku belum datang juga, kami berjalan di sepanjang Kuta. Nggak bisa ngeliat tukang jualan nganggur, kami mendatangi ibu yang berjualan kaos, daster, kain bali dll. Kemudian kami juga makan rujak buah. Dari Kuta, kami ke menuju Centra Park Kuta, karena katanya di sana ada TIKI. Wa Uci ingin mengirim paket oleh-oleh buat temennya yang ada di Bandung. Ternyata kami melihat ada kawasan bernama Kuta Galleria Arcade, yang jadi satu dengan kawasan Centra Park Kuta. Nggak bisa liat ada poster sale, kami minta diturunkan di sana, sementara orangtuaku mencari kantor TIKI. Ternyata di tempat itu sedang ada Quiksilver Clearance Sale. Yippi…naluri belanjaku bangkit kembali 🙂 Ternyata ketika kami sampai di area tersebut, lantai 3 kalo nggak salah, orang-orang sudah membentuk barisan antrian yang nggak tau lagi berapa meter panjangnya. Gila, kayak antrian sembako aja. Masuknya pun giliran. Sampai di dalam ruangan ternyata sudah ramai. Ketika sedang asyik-asyik memilih barang, mamaku nelpon menyuruh untuk segera balik ke mobil. Karena uang cash di dompet sudah tidak ada, akhirnya aku membayar dengan kartu kredit 🙂

Setelah istirahat sebentar di hotel, kami mencari makan siang. Dari informasi tukang pijat yang memijat mamaku, di dekat hotal ada warung makan bernama Warung Nikmat. Makanannya halal kok, kata ibu tukang pijat. Lokasi warung ini berada di Jl Bakungsari Gang Biduri No 6 sebelah Hotel Bakung Sari Kuta Bali. Menu yang tersedia di sini antara lain lodeh, sayur asem, ikan goreng, sate sapi, pecel, rawon, dll. Kita bisa memilih lauknya kemudian diberi kupon harga. Lokasinya memang agak masuk ke dalam tapi lumayan bersih.

Setelah makan, kami kembali lagi ke hotel. Tapi ketika sedang berjalan, mataku menangkap sesuatu. Apalagi kalau bukan tempat belanja, hahaha 😀 Tempat tersebut adalah Joger, yang terkenal dengan pabrik kata-katanya. Aku hanya membeli kaos oblong untuk temanku. Kemudian aku menuju ke toko yang ada di seberang joger, aku lupa namanya. Aku membeli oleh-oleh untuk manajerku di kantor. Setelah itu, aku kembali ke hotel untuk beres-beres. Karena rencananya malam ini kami akan meninggalkan Bali.

Jam 10 malam kami bersiap-siap meninggalkan Bali. Setelah pamit dengan Ibu Ida, yang punya hotel, mobil melucur menuju Gilimanuk. Sedih juga harus meninggalkan Bali karena masih banyak tempat yang belum sempat dikunjungi dan nggak tau kapan bisa ke sini lagi. Mungkin nanti pas bulan madu kali ya 🙂 Bali benar-benar tempat paling ok untuk liburan. Tepat jam 1 dini hari kami tiba di Gilimanuk untuk menyeberang ke Ketapang.

GOODBYE BALI……

Tour de Bali (4th day)

8 Juli 2008

Tujuan pertama hari ini adalah Denpasar. Kami ke Denpasar karena papaku harus menandatangani beberapa surat di kantor Pertamina Denpasar. Setelah urusan papaku selesai kami menuju Pasar Sukowati. Yup, buat belanja-belanja tentunya, hehehe…Oya, guide kami hari ini bernama Kadek, karena Komang harus standby di hotel. Pasar Sukowati terletak di daerah Gianyar. Sampe di Sukowati, kami mencari tempat makan. Sejauh mata memandang yang hanya rumah makan Padang (lagi???). Akhirnya mau tak mau kami semua makan di tempat itu. Karena bosan dengan masakan padang, aku hanya memesan mie instant plus telur. Kali ini telurnya bukan telur rebus seperti waktu itu di Gilimanuk. Di Sukowati kami berpencar menjadi 2. Aku bersama Wa Uci dan sepupuku. Sedangkan orangtuaku bersama kedua adikku. Semakin siang pasar semakin padat. Tips jika belanja di sini adalah harus berani menawar semurah mungkin. Dan hal itu dilakukan oleh Wa Uci. Kita bertiga berada di satu toko demi proses tawar menawar itu. Ibuku adalah pecinta belanja, dan itu menurun padaku, hehehe. Dan itu mengakibatkan aku menjadi bokek mendadak. Padahal aku belum membeli oleh2 makanan buat orang kantor. Akhirnya aku beli oleh2 dibayarin oleh papaku.

Setelah dari Sukowati, tujuan kami adalah Tanah Lot. Tapi sebelumnya kami makan siang dulu. Kadek mengajak kami makan di sebuah tempat bernama Tiara Dewata Mall. Di mall tersebut terdapat food court. Setelah memilih akhirnya aku dan adik perempuanku makan batagor (nemu juga batagor di Bali), mamaku makan bakwan malang, Kadek dan sepupuku makan sate kambing, Wa Uci makan lontong kari dan lumpia semarang. Nasib kurang beruntung dialami papaku. Dia pesan ayam taliwang, tapi ketika dia membelah ayam tersebut, ada darah mengalir. Tiba-tiba saja papaku muntah, aku yang melihat pun menjadi mual 😦 Ketika mamaku komplain ke tempat yang jual ayam taliwang tersebut, penjualnya nggak berbuat apa-apa. Menurutku tempat ini nggak terlalu recomended buat makan, karena bercampur dengan kios yang menjual babi panggang dan sate babi. Sehingga pada saat kami makan, tercium bau sate babi memenuhi food court itu.

Setelah makan siang, kami menuju Tanah Lot. Tanah Lot berada di Kabupaten Tabanan. Di Tanah Lot terdapat Pura Tanah Lot yang berada di tengah laut. Pura itu berada di sebuah bukit karang yang terpisah dari Pulau Bali. Pura Tanah Lot didirikan oleh Dang Hyang Dwijendra, seorang resi yang hidup di zaman kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Tanah Lot bener-bener indah. Liburan ke Bali belum lengkap kalau belum ke Tanah Lot. Kami nggak sempat ngeliat sunset di Tanah Lot, karena masih harus ke Legian.

Di Legian kami ke tempat kejadian Bom Bali yang terjadi tangal 12 Oktober 2002 lalu. Sekarang di tempat ini didirikan monumen di mana terpahat nama-nama korban Bom Bali I sebanyak 202 orang. Dari monumen Bom Bali, aku, adik perempuanku dan Wa Uci menuju toko Surfer Girl, karena aku harus mencari travel bag baru. Travel bag yang kubawa dari kosan talinya putus :(. Di lantai 2 Surfer Girl, adalah khusus untuk barang-barang yang di sale. Setelah itu kami kembali ke mobil di mana sudah menunggu anggota keluargaku yang lain.

Perjalanan dilanjutkan untuk mencari makan malam. Untunglah kami menemukan rumah makan yang nampaknya cukup representative. Nasi Pecel Ibu Tinuk, nama rumah makan tersebut. Rumah makan ini terletak di jalan raya Kuta. Di sini menyediakan berbagai macam masakan antara lain pecel, tempe, tahu, ayam goreng, ikan laut, sate ayam, sate telur, paru, empal, rawon, sayur asem, gudeg, sambel goreng terong, goreng limpa, perkedel, pare, tumis kangkung, sayur bening, opor ayam dll. Pokoknya tinggal pilih deh. Setelah kenyang makan malam, kami pulang ke hotel.

Tour de Bali (3rd day)

7 Juli 2008

Hari ketiga dalam rangkaian tour de Bali. Untuk hari ini kami membawa guide dari hotel yang bernama Komang. Tujuan pertama kami di Bali ini adalah Tanjung Benoa untuk maen water sport. Setelah tawar menawar akhirnya dengan harga 1,2 juta aku maen parasailing, fly fish sama banana boat, papaku maen parasailing, Wa Uci maen parasailing, sepupuku maen banana boat sama snorkeling, adik perempuanku maen banana boat, parasailing, flying Fish, sama snorkeling dan adik laki-lakiku maen banana boat, snorkeling sama banana boat.

Setelah puas maen water sport, tujuan berikutnya adalah Garuda Wisnu Kencana (GWK). Tapi sebelumnya kami makan siang dulu di rumah makan Padang di daerah Uluwatu. Lokasi GWK berada kira-kira 40 kilometer sebelah selatan Denpasar. Dari ketinggian lokasi GWK, kita akan melihat hamparan pemandangan pulau Bali bagian selatan. Di sini kami sempat berfoto dengan barong, perempuan bali yang memakai pakaian khas Bali dan tentu saja berfoto di depan patung Dewa Wisnu yang super besar itu.

Tujuan berikutnya adalah Pantai Dreamland. Pantai Dreamland berada di daerah bernama Pecatu, letaknya masih di selatan pulau Bali. Pantai Dreamland dikelilingi oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi, dan batu karang yang cukup besar. Pantai ini juga memiliki pasir putih. Banyak juga orang-orang yang surfing karena ombaknya lumayan besar. Sebagai pecinta pantai, pantai ini memang top banget. Wajib dikunjungi jika kita liburan ke Bali. Setelah puas menikmati Pantai Dreamland, kami kembali ke hotel untuk istirahat.

Setelah sholat Magrib, mamaku mengajak untuk makan malam di Pantai Kedonganan, katanya lebih bagus daripada di Jimbaran. Pantai Kedonganan terletak 3 kilometer di sebelah Selatan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Sesekali terdengar desiran ombak, karena restoran tempat kami makan persis berada di pinggir pantai. Menu seafoodnya beragam banget. Kalo untuk rasa lumayan enak lah. Gak terlalu jauh dengan restoran H. Moel, salah satu restoran seafood terkenal di Cirebon. Selesai makan malam kami kembali ke hotel.